Selamat Datang di Infobola

jangan lupa di follow yaa!!!!

Jumat, 01 Oktober 2010

10 team yang paling dibenci di eranya

10. Real Madrid era Ramon Calderon

Bisa dikatakan tim ini penuh omong kosong. Keinginan mendatangkan Kaka, Cristiano Ronaldo, Santi Cazorla hingga ambisi untuk bisa menang dari Liverpool di Liga Champions, puff.... Tak ada yang terbukti berhasil.

9. Arsenal 1986-1995

Kalangan media Inggris menyebut Arsenal kala itu adalah 'Arsenal Yang Membosankan'. Saat itu The Gunners masih ditangani George Graham dan bermain sangat bertahan. Bahkan saat itu ada yang menyebut Arsenal adalah Catennacio Italia ala Inggris. Kemenangan 1-0 sudah membuat Tony Adams dkk senang. Meski demikian, tiga tropi berhasil digondol, yaitu gelar Liga Inggris di tahun 1989 dan 1991, juga Piala Winner di tahun 1994.

8. Italia

Di kancah internasional, Italia adalah tim yang memiliki banyak penggemar, tapi juga banyak yang membenci. Mereka banyak disebut melakukan sepakbola negatif dengan bermain pragmatis dan ultra-defensif. Senggolan sedikit dan terjatuh adalah hal yang bisa dilakukan para pemain dan membuat geregetan. Catenaccio masih cukup melekat dalam darah Italia. Para pemain pun juga banyak yang disiriki, karena sebagian besar punggawa timnas Italia memiliki wajah yang cukup tampan. Tak sedikit fans sepakbola wanita yang mengidolakan para pesepakbola asal Italia. Tak percaya? Tanyakan pada teman perempuan di samping Anda siapa pemain favorit mereka.

7. Manchester United Pasca-1993

Skuad Alex Ferguson terlalu dominan di Inggris. Gelar demi gelar didapat, dan memaksa tim lain gigit jari. Manchester United banyak disebut sebagai tim yang beruntung, bahkan sangat beruntung karena pada saat itu secara statistik, gol kemenangan mereka tercipta di 15 menit terakhir pertandingan, disengaja atau tidak. Entah karena sirik, iri atau memang faktanya demikian, wasit juga dinilai terlalu berpihak pada United, yang membuat mereka semakin dibenci.

6. Juventus

Jika di Inggris ada Manchester United, di Italia, Juventus menjadi pemeran antagonis-nya. Sebelum tahun 2006, mereka adalah salah satu tim paling dibenci oleh pecinta sepakbola di Italia karena dominasi mereka. Juventus juga disebut tim yang paling sering diuntungkan oleh keputusan wasit. Skandal Calciopoli 2006 menjadi puncak kebencian terhadap Juventus.

5. Yunani di Piala Eropa 2004

Yunani bisa dibilang sebagai tim penuh kejutan di tahun itu, tapi juga yang paling dibenci. Tim yang pada saat itu ditangani Otto Rehhagel memeragakan permainan ultra-defensif, karena materi pemain yang pas-pasan. Apa pun alasannya, tim lain sangat membenci klub ini lantarakan menampilan negative football atau anti-football sepanjang turnamen, hingga puncaknya bisa menjadi juara Eropa.

4. persija
3. Argentina 1990

Jika anda bisa mengingatnya, penampilan Argentina di periode ini sangat tak layak melabelkan sebutan Tim Tango kepada mereka. Tak ada sepakbola ala Tango yang muncul, dan malah berubah menjadi Argentina yang membosankan. Ditangani Carlos Bilardo, Argentina mengusung strategi anti-football. Mereka hanya menerapkan bertahan total untuk mencetak gol lewat tendangan bebas, penalti atau serangan balik. Bahkan di babak gugur, Argentina mengandalkan drama adu penalti, di mana mereka bisa menang atas Yugoslavia dan Italia lewat drama tendangan 12 pas. Di final, Jerman Barat menggagalkan upaya Argentina menang dengan cara tak meyakinkan itu.

2. Inter 2006 - Sekarang

Inter menjadi satu-satunya klub besar yang tak tersentuh drama Calciopoli. Padahal mereka juga sempat disebut-sebut terlibat. Alhasil, dengan sanksi yang dijatuhkan untuk Juventus, Fiorentina dan Milan, Inter melenggang sendirian ke tangga juara untuk beberapa musim. Namun sukses itu hanya berlaku di Italia. Sementara di Eropa, status mereka tetap tim anak bawang. Hengkangnya sejumlah pemain yang terkena skandal Calciopoli ke Inter menambah tebal kebencian orang terhadap tim Massimo Moratti itu. Masuknya Jose Mourinho, yang terkenal dengan pernyataan kontroversialnya.

1.

(TULISKAN MENURUT REKAN-REKAN TEAM MANA YANG PANTAS BERADA PADA PERINGKAT 1.?)

10 kemenangan tak terduga di piala dunia


Selain kemenangan Slowakia atas Italia, inilah sepuluh kemenangan tak diduga dalam sejarah Piala Dunia.

10. Spanyol 0-1 Swiss (Babak penyisihan grup Piala Dunia 2010)
Mari kita mulai dengan kemenangan mengejutkan Swiss atas Spanyol yang berakhir dengan skor 1-0. Tergabung dalam Grup H babak penyisihan Piala Dunia bersama Swiss, Cili, dan Honduras, Spanyol tentu saja diprediksi dapat dengan mudah lolos dalam babak penyisihan Grup H mengingat hasil gemilang yang selalu diraih Spanyol sepanjang babak kualifikasi dan pertandingan persahabatan.

Namun, kini Spanyol harus berjuang keras agar dapat lolos ke babak 16 besar setelah kekalahan menyakitkan yang dialami ketika menghadapi Swiss. Dominasi dan banyaknya peluang yang tercipta sepanjang pertandingan harus berakhir tanpa hasil setelah dipatahkan oleh barisan pertahanan Swiss yang sangat solid dan disiplin. Sebuah gol dari kaki Gelson Fernandes sudah cukup membawa Swiss memenangkan pertandingan menghadapi Spanyol.

9. Korea Selatan 2- 1 Italia (Babak perdelapan-final Piala Dunia 2002)
Italia harus angkat koper lebih dulu di babak perdelapan-final Piala Dunia 2002 setelah dikalahkan 2-1 atas tuan rumah Korea Selatan. Ahn Jung Hwan patut menyandang gelar pahlawan ketika menciptakan gol kemenangan atas Italia di menit-menit terakhir pertandingan.

Sebenarnya kemenangan Korea Selatan atas Italia tidak akan terjadi seandainya saja gol yang diciptakan oleh Giovanni Trapattoni tidak dianuliroff-side oleh wasit Byron Moreno asal Ekuador dan memberi hadiah penalti bagi Korea Selatan atas pelanggaran yang dilakukan oleh barisan pertahanan Italia.

Usai pertandingan, timnas Italia menuding bahwa telah terjadi konspirasi terhadap mereka. Hal ini berdasar karena sebelumnya ketika melawan Meksiko dan Kroasia mereka berhasil mencetak masing-masing dua gol yang akhirnya dianulir off-side oleh wasit.

8. Spanyol 0- 1 Irlandia Utara (Babak penyisihan Piala Dunia 1982)
Penampilan Spanyol di Piala Dunia 1982 sebetulnya tidak pantas dikatakan bagus bahkan bisa dikatakan mereka memiliki penampilan yang buruk. Hanya menang sekali dalam lima pertandingan, dan hanya mampu mencetak empat gol dimana dua diantaranya merupakan tendangan penalti yang menimbulkan kontroversi adalah buktinya.

Sesungguhnya timnas Spanyol tidak akan lolos ke babak berikutnya tanpa bantuan wasit pertandingan. Mereka berhasil mengalahkan Honduras 1-0 dalam laga pembuka Piala Dunia, itupun berkat gol hasil tendangan penalti Roberto Ufarte.

Setelah dikejutkan dengan kekalahan ketika melawan Yugoslavia, timnas Spanyol kembali dikejutkan setelah mengalami kekalahan 1-0 ketika menghadapi Irlandia Utara. Gerry Armstrong mencetak gol kemenangan bagi Irlandia Utara dua menit sebelum jeda babak pertama.

7. Argentina 0-1 Kamerun (Babak penyisihan Piala Dunia 1990)
Pembukaan Piala Dunia 1990 di Italia disambut dengan kemeriahan. Argentina datang dengan predikat juara bertahan, meskipun tidak memiliki skuad bertabur pemain bintang Argentina masih memiliki Diego Maradona dan bintang muda masa depan Claudio Caniggia. Argentina sepertinya akan memenangkan pertandingan kala menghadapi Kamerun yang belum pernah menujuarai Piala Dunia. Namun diluar dugaan Argentina harus mengakui keunggulan Kamerun. Francois Oman Biyik menciptakan gol bagi Kamerun di menit ke-67 pertandingan. Dan siapa yang menyangka jika Argentina harus dikalahkan Kamerun dengan sembilan sisa pemain di lapangan.

6. Prancis 0-1 Senegal (Babak penyisihan Piala Dunia 2002)
Sama halnya dengan Piala Dunia 1990 di Italia, Piala Dunia 2002 dibuka dengan kemenangan mengejutkan timnas asal Afrika ini. Prancis yang merupakan juara piala Eropa, dan memiliki pemain-pemain top skorer yang berlaga di Liga Inggris, Italia, dan Prancis dikejutkan oleh penampilan permainan timnas Senegal. Papa Bouba Diop mencetak gol kemenangan bagi Senegal di paruh permainan babak pertama dan merayakan golnya tersebut dengan tarian kemenangan khas Afrika.

5. Jerman Barat 1-2 Aljazair (Babak penyisihan Piala Dunia 1982)
Jerman Barat mengikuti Piala Dunia 1982 dengan gelar juara Eropa. Selain itu timnas Jerman Barat juga memiliki pemain kelas dunia seperti Karl Heinz Rummenigge, Paul Breitner, Harald Schumacher, Pierre Littbarski, dan Uli Stielike. Tidak ada satupun yang menaruh harapan Aljazair akan memenangkan pertandingan, namun diluar dugaan timnas Aljazair mampu memperlihatkan permainan cepat yang sangat baik. Sang legenda Rabah Madjer mencetak gol pertama. Jerman Barat pun kemudian menyamakan kedudukan di menit ke-67 sebelum akhirnya Lakhdar Belloumi mencetak gol kemenangan bagi Aljazair.

4. Inggris 0-1 Amerika Serikat (Babak penyisihan Piala Dunia 1950)
Piala Dunia 1950 merupakan Piala Dunia yang pertama bagi Inggris. Sementara itu, timnas Amerika Serikat mengikuti Piala Dunia 1950 tanpa memiliki pemain dengan kualitas dunia.

Setelah Inggris berhasil mengalahkan Cili 2-0 di babak penyisihan grup, dan Amerika Serikat yang dikalahkan oleh Spanyol 3-1, tentu saja Inggris diunggulkan akan memenangkan laga melawan Amerika Serikat. Pemain-pemain Inggris mendominasi pertandingan namun tidak satupun peluang yang tercipta berhasil menjadi gol. Secara mengejutkan, di menit ke-38 Amerika Serikat berhasil mencetak gol melalui Joe Gaetjens yang membuat publik terkejut.

Bahkan surat kabar di Inggris yang melaporkan kekalahan timnas Inggris 1-0 atas Amerika Serikat dianggap melakukan kesalahan ketik. Publik menganggap, Inggris tidak mungkin kalah dan telah terjadi kesalahan ketik hasil pertandingan.

3. Hungaria 2-3 Jerman Barat (Final Piala Dunia 1954)
Hungaria tampaknya tidak terkalahkan ketika harus melawan Jerman Barat di Piala Dunia 1954. Dengan catatan 31 kemenangan tanpa terkalahkan dan berhasil mengalahkan Inggris 6-3 di Stadion Wembley membuat timnas Hungaria jauh diunggulkan. Hungaria mengubah sepakbola taktis dengan menempatkan empat penyerang di depan. Sandor Kocsis, Jozsef Bozsik, Nandor Hidegkuti, dan tentu saja Ferenc Puskas adalah kuartet penyerang Hungaria yang tidak tergantikan.

Hungaria mencetak 17 gol dalam dua pertandingan babak penyisihan grup, termasuk mengalahkan Jerman 8-3, dan membungkam 4-2 Brasil dan Uruguay. Memimpin 2-0 di delapan menit pertandingan melawan Jerman Barat, Hungaria sepertinya akan keluar sebagai pemenangnya. Namun keunggulan Hungaria harus berakhir pahit ketika di menit 84 Uwe Rahn mampu membalikkan kedudukan menjadi 3-2 setelah sebelumnya Fritz Walter berhasil mencetak gol pembangkit semangat.

2. Korea Utara 1-0 Italia (Babak penyisihan Piala Dunia 1966)
Pertandingan antara Korea Utara dan Italia berhasil menempati urutan kedua dalam pertandingan dengan hasil akhir yang mengejutkan sepanjang sejarah Piala Dunia yang berlangsung di Inggris. Korea Utara berhasil mengejutkan dunia dengan kemenangannya 1-0 melawan Italia yang akhirnya meloloskan mereka ke babak perempat-final.

Korea Utara berangkat ke Inggris dengan membawa predikat kuda hitam dan memiliki pemain yang tidak diketahui oleh dunia karena isolasi dari negara komunis. Korea Utara bahkan diprediksi akan angkat koper duluan dan pulang ke negara mereka di babak penyisihan grup. Dan sesungguhnya Korea Utara harus terseok-seok untuk lolos ke babak berikutnya setelah kalah 3-0 melawan Uni Soviet. Kemudian kekalahan 1-0 atas Cili sepertinya membuat timnas Korea Utara betul-betul akan angkat koper namun di menit ke-88 pertandingan Pak Seung Sin berhasil mencetak gol penyeimbang dan menunda kepulangan Korea Utara.

Dalam pertandingan terakhir fase grup melawan Italia, sang legenda seperti Giacinto Facchetti, Sandro Mazzola, dan Gianni Rivera nampaknya terlalu tangguh untuk dikalahkan. Namun di menit ke-42 Pak Doo Ik menciptakan gol sensasional yang membuat timnas Korea Utara berhasil melaju ke babak berikutnya sementara timnas Italia akhirnya angkat koper dan pulang ke negaranya.

1. Uruguay 2-1 Brasil (Final Piala Dunia 1950)
“Di segala tempat terjadi bencana nasional seperti bencana yang terjadi di Hiroshima. Dan Hiroshima kami adalah kekalahan ketika melawan Uruguay 1950,” tulis penulis terkenal Brasil Nelson Rodrigues.

Bermain di negeri sendiri, Brasil hanya membutuhkan hasil imbang untuk menjadi juara Piala Dunia 1950. Uruguay membutuhkan kemenangan untuk mencuri gelar dari saingan mereka Brasil.

Bencana bagi Brasil akhirnya tiba di menit ke-79 dimana Uruguay berhasil mencetak gol yang membalikkan kedudukan, 2-1. Uruguay berhasil keluar sebagai juara Piala Dunia 1950 dan seluruh publik di Brasil berkabung yang dikenal dengan sebutan Maracanazo. Beberapa fans bunuh diri, sementara banyak pemain Brasil yang jadi bulan-bulanan publik.

Kiper Barbosa dituding sebagai penyebab kekalahan Brasil dan menjalani sisa hidupnya dalam kesengsaraan sebelum akhirnya meninggal tanpa uang sepeser pun di tahun 2000. “Berdasarkan hukum Brasil maksimum hukuman adalah tiga puluh tahun. Tetapi saya telah dihukum selama lima puluh tahun,” katanya sebelum meninggal dunia.

Striker Legenda terbaik


12. Gabriel Batistuta
Ia menolak pindah ke klub lain meskipun Fiorentina degradasi ke Serie B Italia pada musim 1992/93. Namun pada tahun berikutnya, striker Argentina yang kerap disapa Batigol ini membawa klubnya kembali ke Serie A. Dari Newell’s Old Boys hingga gantung sepatu di Al Arabi, Batigol mengemaskan total 254 gol dari 441 kali main. Setelah 9 musim bersama Fiorentina, ia dijual ke AS Roma dan menjadi sumber inspirasi utama Giallorossi untuk meraih scudetto ke-3 dalam sejarahnya.
11. Thierry Henry
Kala membela Arsenal, Henry menjadi topskor Liga Primer Inggris sebanyak empat kali (2002, 2004, 2005 dan 2006) dan menjadi pemain tersubur The Gunners dengan 226 gol dari semua kompetisi. Ia juga meraih dua gelar penting bersama timnas Prancis, yakni Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.
10. Roberto BaggioSayangnya, Baggio lebih diingat dengan kegagalannya mengeksekusi tendangan dari titik putih sehingga Italia kalah adu penalti melawan Brasil di final Piala Dunia 1994. Tapi, tanpa penampilan Baggio yang gemilang sepanjang turnamen itu, Azzurri tak mungkin mencapai final. Ia menjadi anak emas sepakbola Italia sejak bergabung dengan Fiorentina pada 1985, sebelum rekor transfernya ke Juventus menjelang Piala Dunia 1990. Dikenal dengan sebutan “The Divine Ponytail” karena rambut kuncir dan ketaatannya menjalankan agama Budha, Baggio meraih scudetto dua kali – bersama Juventus pada 1994/95, dan AC Milan pada musim berikutnya. Pemain Terbaik Dunia versi FIFA pada 1993.
9. Alessandro Del Piero
Juventus forever, per sempre, selamanya! Itulah si Pinturicchio yang sudah lima kali scudetto bersama Bianconeri dan menjadi ikon klubnya dengan 500 penampilan lebih. Sama halnya dengan Batigol, ia pun menolak keluar dari klubnya yang degradasi pada 2006 akibat kasus Calciopoli. Titel U-21 Eropa pada 1994 dan 1996 disandangnya, ditambah lagi gelar juara Piala Dunia 2006. Loyalitas adalah emas!
8. Marco van Basten
Torehan 218 gol dari 280 penampilan bersama Ajax dan AC Milan bukan prestasi yang mudah diraih. Ia juga mengoleksi hattrick gelar pada 1992 – Pemain Terbaik Dunia versi FIFA, Pemain Terbaik Eropa, dan Pemain Terbaik Dunia. Marco van Basten menjadi pemain yang sukses mengikuti jejak Johan Cruyff, sekaligus memimpin Belanda juara Eropa untuk pertama kalinya pada 1988. Bersama AC Milan, ia meraih Piala Eropa pada 1989 dan 1990. Sayangnya, cedera pergelangan kaki memaksanya pensiun lebih dini. Meski demikian, Van Basten tetap berkiprah dalam dunia sepakbola. Ia melatih timnas Belanda pada 2004-08 dan kini mengasuh Ajax
7. Ronaldo (Ronaldo Luiz Nazario da Lima)
Sang fenomena sudah dua kali meraih hattrick gelar Pemain Terbaik FIFA, Eropa dan Dunia. Nama Ronaldo mulai bangkit ketika melesatkan 58 gol dalam 60 pertandingan di awal karirnya bersama Cruzeiro pada. Setelah dua musim yang gemilang bersama PSV Eindhoven, ia bergabung dengan Barcelona pada 1996 dan membukukan 34 gol dalam 37 laga untuk menjadi topskor. Bersama Inter Milan, Ronaldo ‘mengejek’ gaya pertahanan klub Italia lainnya. Alhasil, 25 gol dikemasnya, sekaligus membawa Inter juara Piala UEFA – semuanya dalam musim pertamanya. Ia juga meraih topskor pada dua musim pertamanya bersama Real Madrid. Duka kekalahan 3-0 dari Prancis pada final Piala Dunia 1998 terhapus, ketika Ronaldo membawa Brasil juara Piala Dunia berikutnya. Ia menjadi topskor dengan 8 gol, dan dua di antaranya dicetak di final melawan Jerman.
6. Bobby Charlton (Sir Robert Charlton)
Inilah salah satu pemain terbaik Inggris sepanjang masa. Bobby Charlton meraih 106 caps dan 49 gol bersama timnas Inggris. Sebagai bagian dari “Busby Babes” yang selamat dari tragedi Munich 1958, Charlton sepuluh tahun kemudian membawa Manchester United menjadi klub pertama Inggris yang juara Piala Eropa. Charlton juga membantu tuan rumah Inggris meraih Piala Dunia 1966. Perlawanan Charlton kontra Eusebio di semifinal melawan Portugal dikenang sebagai pertandingan terbaik Inggris sepanjang masa.
5. Alfredo Di StefanoKetika membela Real Madrid, Di Stefano mengoleksi delapan titel Liga Spanyol dan memenangkan lima edisi pertama Piala Eropa. Ia juga melesatkan gol dalam setiap pertandingan final. Kepemimpinannya di lapangan ditambah skill menakjubkan membuat Di Stefano menjadi faktor utama Real Madrid mendominasi Eropa pada akhir 1950-an. Namun, Di Stefano gagal di tingkat internasional. Ia pernah memperkuat timnas Argentina, Kolombia dan Spanyol, tapi tak satupun gelar Piala Dunia direbut. Ia selalu dikenang ketika menciptakan hattrick saat Real Madrid membantai Frankfurt 7-4 untuk mengangkat trofi Piala Eropa kelima kalinya beruntun.
4. Ferenc Puskas
Inilah striker yang kualitasnya akan sulit ditemui lagi di Hongaria. Bersama timnas, ia mencatat rekor 84 gol dari 85 caps. Tubuhnya pendek, dadanya rata, tapi kekuatannya terletak pada kaki kirinya yang mampu melepaskan tembakan secepat kilat. Setelah meraih medali emas Olimpiade 1952 sekaligus mengakhiri dominasi Inggris di Eropa, timnas Hongaria menjadi favorit juara Piala Dunia 1954. Tim berjuluk “Mighty Magyars” melesakkan 17 gol dalam babak grup sebelum menyingkirkan Brasil dan Uruguay. Meskipun cedera berat, Puskas memaksakan dirinya tampil di final, bahkan mencetak gol sebelum kalah secara menyakitkan oleh Jerman Barat.
3. Eusebio (Eusebio da Silva Ferreira)
Pemenang Sepatu Emas di Piala Dunia 1966 ini mencetak sembilan gol buat Portugal sebelum tersingkir di semi-final oleh tuan rumah Inggris, yang kemudian keluar sebagai juara. Eusebio menjadi pemain Afrika pertama (kelahiran Mozambique) sehingga dikenal sebagai “Pele versi Eropa” – dan hingga kini masih dinobatkan sebagai pemain terbaik Portugal sepanjang masa. Dari Benfica hingga Sporting Lisbon, nama Eusebio bersinar di usia 19, ketika mencetak hat-trick ke gawang Santos (yang kala itu diperkuat Pele) pada Turnamen Paris 1961. Eusebio menjadi topskor Liga Portugal tujuh kali dan meraih Pemain Terbaik Eropa pada 1965. Dua golnya ke gawang Real Madrid membantu Benfica meraih Piala Eropa untuk kedua kalinya pada 1962. Sayangnya, ia cedera lutut dan terpaksa gantung sepatu pada umur 32 tahun. Ia menorehkan 41 gol dari 64 caps internasional.
2. Johan Cruyff
Inilah master of total football. Kapten Cruyff memimpin Belanda di Piala Dunia 1974, dengan mencetak dua gol baik ke gawang Argentina maupun Brasil, sebelum dikalahkan Franz Beckenbauer dan Jerman Barat di partai puncak. Johan Cruyff merupakan nama paling terkenal dalam sejarah sepakbola Belanda. Ia menjadi pemeran utama dalam dominasi Ajax di kancah Eropa pada era 1970-an. Ia mendominasi Belanda dengan delapan titel domestik bersama Ajax ditambah satu lagi di Feyenoord. Tiga gelar Piala Eropa berturut-turut diraih pada 1970 hingga 1973 sebelum hijrah ke Barcelona. Ia pensiun menjelang Piala Dunia 1978, dan selanjutnya sukses melatih dua bekas klubnya.
1. Pele (Edson Arantes do Nascimento)
Pada usia 17 tahun, Pele (foto) memborong enam gol di Piala Dunia 1958, dan menjadi sumber inspirasi Brasil meraih titel pertamanya. Karirnya penuh dengan prestasi, di dalam maupun luar lapangan, dan saat ini menjadi duta besar sepakbola. Angka-angkanya: 470 gol dalam 412 penampilan bersama Santos, dan 77 gol dari 92 caps di timnas Brasil. Tiga kali juara Piala Dunia, sepuluh titel Campeonato Paulista, dua Copa Libertadores. Butuh penjelasan apa lagi?
10 Kiper terbaik sepanjang sejarah sepak bola dunia


1. Lev Yashin (Uni Soviet)



Pemain legendaris ini merupakan kiper yang berada di urutan paling atas dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh IFFHS. Yashin terpilih berkat kemampuan atletisnya dan juga postur tubuhnya yang membuat gentar para pemain penyerang lawan.
Ia mendapat julukan Laba-Laba Hitam karena selalu mengenakan kostum hitam dan juga karena keahliannya menepis tembakan lawan seolah-olah membuatnya memiliki delapan tangan.
Pemakaian namanya oleh FIFA untuk penghargaan bagi kiper terbaik di setiap Piala Dunia merupakan pengakuan insan sepakbola dunia terhadap prestasinya

2.Gordon Banks (Inggris)

Banks menjadi pilihan pertama manajer Inggris Sir Alf Ramsey saat Three Lions menjuarai Piala Dunia 1966. Namun, ia baru menjadi legenda di dunia sepakbola lewat tindakan yang dilakukannya empat tahun kemudian di Piala Dunia Meksiko.
Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak “Gol!”. Hal itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan gawangnya.
Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang.
Sang kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan.


3. Dino Zoff (Italia)

.Piala Dunia 1982 menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia menjadi pemain tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga menjadi kiper kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga terpilih menjadi kiper terbaik.
Padahal di awal karirnya, ia sempat ditolak oleh Inter Milan dan Juventus karena dianggap kurang tinggi. Di jajak pendapat untuk mencari kiper terbaik di abad ke-20 yang dilaksanakan oleh Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepakbola (IFFHS), Zoff berada di posisi ketiga di bawah Lev Yashin (Uni Soviet) dan Gordon Banks (Inggris).


4. Edwin van der Sar (Belanda)

Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti yang dilakukan pemain The Blues.
Van der Sar menjadi pemain yang paling banyak membela tim nasional Belanda dengan tampil sebanyak 128 kali dan akhirnya pensiun setelah Euro 2008. Ia juga mencatatkan dirinya sebagai kiper yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub yang berbeda, yaitu Ajax Amsterdam dan Manchester United.


5. Gianluigi Buffon (Italia)

Nilai transfer yang menjadikannya kiper termahal di dunia menjadi bukti kepiawaian Buffon (foto) menjaga gawang di lapangan hijau. Selain itu, sederet gelar individual yang diraihnya dari berbagai pihak juga menjadi jaminan atas kemampuannya.
Saat di Piala Dunia 2006, gawangnya tidak tertembus satu gol pun selama 453 menit hingga akhirnya Azzurri menjadi juara dan Buffon mendapatkan Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik selama turnamen tersebut.



6. Iker Casillas (Spanyol)

Ia baru berusia 28 tahun, tetapi telah tampil lebih dari 300 kali bagi Real Madrid dan menjadi kiper kedua yang bermain paling banyak bagi tim nasional Spanyol setelah Andoni Zubizarreta. Saat Spanyol menjuarai Euro 2008, Casillas menjadi kiper pertama yang menjadi kapten di tim juara turnamen Eropa.
Walaupun ia baru bermain di tim senior Madrid sejak 1999, ia kelihatannya selalu menjadi pilihan pertama Los Merengues di bawah mistar. Di usianya yang ke-19, Casillas menjadi kiper paling muda yang tampil di final Liga Champions saat Madrid mengalahkan Valencia 3-0.Casillas meraih lev yashin award pada tahun 2010 pada saat negaranya merain gelar juara dunia dififa World cup 2010 



7.Oliver Khan

orang satu ini juga termasuk salah satu kiper terbaik Didunia yang pernah ada deh dipiala Dunia tahun 2002 dia sangat fantastis dalam menyelamatkan gawang2 pada saat negaranya bermain ,,pasti agan2 tahu siapa dia yups ini dia :
Oliver Khan


Oliver Kahn adalah salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Jerman, dia selalu identik dengan FC Hollywood di sana pula ia mengakhiri karirnya. Gaya bermainnya yang meledak-ledak serta angker selalu membuat lawan terintimidasi saat berhadapan dengannya.

Namun kini ia telah pensiun dari sepak bola, namun bukan berarti dirinya sudah tak memperhatikan dunia yang telah membesarkan namanya itu, salah satu perhatian pun juga ia sampaikan dan berikan pada mantan klubnya tercinta Bayern Munich.
Oliver Rolf Kahn, yang kini berusia 40 tahun, adalah salah satu kiper terhebat yang pernah dimiliki Jerman dan dunia. Ia memulai karier di Karlsruhe SC, klub kota kelahirannya pada 1987.

Pada 1994 ia direkrut Bayern. Di klub ini ia mencapai puncak kariernya. Gelar Bundesliga (8 kali), Piala Jerman (6), Liga Pokal (6), Piala UEFA (1996), Liga Champions dan Piala Interkontinental (2001) adalah segudang prestasi Kahn bersama Bayern.

Di timnas Jerman, Kahn tercatat bermain 86 kali. Suksesnya bersama Tim Panser adalah saat merebut Piala Eropa 1996. Sayangnya, Kahn gagal memberikan Piala Dunia bagi Jerman. Prestasi terbaiknya hanyalah runner-up Piala Dunia 2002.

Toh, Kahn mengaku sudah jenuh dan tak rindu dengan sepak bola. “Tidak, saya sama sekali tidak akan (bermain lagi). Setelah 20 tahun (bermain), aku siap berhenti dari sepak bola,” katanya.
Apa yang masih diselesai Kahn? Tentu saja selain gagal memberikan gelar Piala Dunia, Kahn menyesal tak mencetak satu gol pun di 557 partai Bundesliga yang dilakoninya.

Kahn kini bekerja sebagai konsultan di salah satu stasiun televisi Jerman. Ia akan sudahbertugas pada kualifikasi Piala Dunia 2010 antara Jerman dan Finlandia, pada oktober tanggal 9 tahun 2009 silam


8. Peter Schmeichel (Denmark)

Tinggi besar, rambut pirang, dan hidung merah. Tiga hal tersebut adalah hal yang selalu tampil di ingatan bila nama Schmeichel disebut. Namun bagi para striker yang menjadi lawan Manchester United dan tim nasional Denmark, The Great Dane itu menjadi tembok raksasa yang tak dapat ditembus.
Tingkat refleksnya yang mengagumkan bagi orang seukuran dia, serta kemampuannya mengubah pertahanan menjadi penyerangan langsung lewat lemparan jauhnya ke para penyerang, menjadi salah satu alasan utama mengapa United menjadi tim yang mendominasi Liga Primer Inggris di era 90an.


9.Peter cech ( Ceko )

Ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer selama dua kali berturut-turut, banyak pihak menganggap itu adalah akibat dari tangan dingin Jose Mourinho. Tetapi yang berada di bawah mistar The Blues adalah Cech, yang baru dibeli dari Rennes dan tadinya akan dijadikan cadangan Carlo Cudicini.
Saat Cech harus absen selama tiga bulan akibat benturan dengan pemain Reading Stephen Hunt, Chelsea gagal mempertahankan gelar Liga Primer. Insiden tersebut membuat Cech harus mengenakan pelindung kepala hingga sekarang.
Cech menjadi kiper terbaik 2008 pilihan UEFA, dan walaupun sempat membuat blunder di Euro 2008 saat melawan Turki, ia tetap menjadi pilihan pertama di tim nasional Republik Ceko dan juga Stamford Bridge.


10. Rinat Dasayev (Uni Soviet)

Bila tidak ada trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten, bisa jadi tim Uni Soviet yang akan menjadi juara di Euro 1988. Dasayev tampil cemerlang selama berlangsungnya turnamen di Jerman, dan hanya Gullit dan tendangan volley van Basten yang mampu mematahkan perlawanan Soviet di final.
Dasayev yang dijuluki “Tirai Besi” dianggap sebagai kiper terbaik kedua di Rusia setelah Yashin. Ia tampil di tiga Piala Dunia dan bermain sebanyak 91 kali bagi tim nasional Soviet hingga pensiun di tahun 1990.
Terakhir ia tampil di Luzhniki Stadium saat final Liga Champions Mei lalu dengan membawa piala tersebut ke lapangan. Hal itu berkaitan dengan tugasnya sebagai duta final itu di MoskwaDida
Spoiler for Dida
Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005.
Biarpun Dida telah memenangkan Piala Dunia bersama Brasil, dan berbagai gelar domestik & internasional bersama AC Milan, sayangnya ia juga dikenal akibat beberapa insiden yang kurang baik. Yang terakhir adalah saat ia pura-pura jatuh dan terluka saat disentuh oleh seorang suporter Glasgow Celtic di pertandingan Liga Champions.hem tapi sekarang seh dia udah pudar ya popularitasnya didunia sepakbola?heu..
rene higuita



 Sumber: Kaskus

Javier Hernandez "Solskjaer Baru"

Nama : Javier Hernández Balcázar
Tanggal: 1 Juni 1988
Tempat lahir: Guadalajara, Jalisco, Meksico
Tinggi :1.75 M ( 5 ft , 9 in)
Posisi Pemain: Striker ( penyerang)
Klub : Manchester united

Berita terbaru:


Kegembiraan Javier "Chicharito" Hernandez seusai mencetak gol tunggal kemenangan Manchester United atas Valencia pada laga Liga Champions, 29 September 2010. AFP PHOTO/JOSE JORDAN
Javier "Chicharito" Hernandez (© AFP 2010)


Liputan6.com, Manchester: Masih ingat dengan Ole Gunnar Solskjaer? Mantan striker Timnas Norwegia itu termasuk salah satu pemain yang paling disenangi publik Old Trafford. Solksjaer, pemain berwajah bayi, memang merupakan mantan punggawa Manchester United selama 12 musim, 1996-2007.

Dari 235 partai premiership yang diikutinya, Solskjaer tercatat mencetak 91 gol. Dari jumlah sebanyak itu Solksjaer mencetaknya lewat status pemain pengganti. Karena itulah muncul julukan “supersub”. Berbekal wajah polosnya Solskjaer pun mendapat julukan yang lain, “the baby-faced assassin”.

Nah, di mata Ryan Giggs, winger kawakan The Red Devils, Solksjaer yang kini menangani tim cadangan MU mempunyai sosok pengganti, yaitu striker muda asal Meksiko, Javier Hernandez atau yang lebih dikenal dengan julukan Chicharito. Sejauh ini, Chicharito belum berhasil membuka pundi-pundi golnya di ajang Liga Premier seiring dengan dua partai yang baru dilaluinya.

Akan tetapi, Chicarito telah menyita perhatian Giggs dan juga manajer Sir Alex Ferguson lewat gol krusialnya di ajang Liga Champions ke gawang Valencia yang tercipta lima menit sebelum pertandingan usai. Di laga tersebut, Chicarito menjadi pemain pengganti, masuk di 13 menit terakhir menggantikan Anderson.

Sebelumnya, di awal musim Chicharito pun datang dari bench dan mencetak gol saat MU bertanding melawan Chelsea dalam partai FA Community Shield, 8 Agustus lalu. Masuk menggantikan Michael Owen, Chicarito memperbesar keunggulan MU menjadi 2-1 lewat golnya di menit ke-26. Di akhir laga MU menang 3-1.

“Sulit untuk tidak terkesima dengan pemain seperti Javier,” aku Giggs. “Kami telah melihatnya (tipikal golnya) selama beberapa tahun. Saya pun benar-benar tertarik saat melihatnya di latihan pramusim. Javier memang sosok penyelesai akhir yang natural, pemain yang tidak akan sering Anda jumpai."

“Anda bisa melihatnya tatkala ia mencetak gol ke gawang Valencia. Gol simpel yang sangat berkualitas. Sentuhan pertamanya benar-benar berkelas. Hal itu terjadi secara alami. Dengan cara seperti itu, yakinlah jika ia bakal mencetak banyak gol di masa depan,” puji Giggs yang kemudian menyamakan Chicharito dengan Solskjaer. “Gol-gol yang dicetak Javier mengingatkan saya pada sosok Ole (Solksjaer). Sebab, ia selalu berusaha mencetak gol ke pojok gawang baik melalui tendangan kaki kanan maupun kaki kiri. Keduanya memang mirip.”(MEG/Mirror)