Selamat Datang di Infobola

jangan lupa di follow yaa!!!!

Selasa, 28 September 2010

Rival Terbesar di dalam dunia sepakbola

Boca Juniors vs River Plate

Boca Junior ber-rival dengan River Plate bukan bersaing secara perang habis habis-an. Tim Boca Junior mewakili sisi Timur dari tempat berakarnya yaitu di Buenos Aires. Dan River Plate pun dari kota yang sama. Pertandingan antar dua tim ini digambarkan sebagai Superclasico, sepak bola derby tertinggi. Fans biasanya dipisahkan secara ketat agar tidak mengejek satu sama lain dengan lagu-lagu dan slogan-slogan sepanjang pertandingan. Para pendukung mengakhiri Superclasico dengan pertempuran antar pendukung di jalan-jalan di Buenos Aires
Rangers vs Celtic

Pertandingan dimainkan antara celtic dan rangers yang disebut 'Old Firm' berpotensi adanya ledakan emosi. Walaupun kedua tim yang berbasis di Glasgow, mereka membuat kelompok pendukung yang sangat berbeda antar pendukung, mencerminkan perjuangan politik di Irlandia. Secara politik Rangers memiliki pro-Inggris dan Celtic memiliki nasionalis. Ketegangan antara kedua klub sangat ekstrim, dengan adanya kekerasan norma. Pada hari adanya OLD FIRM
rumah sakit di Glasgow meningkat 9 kali lipat dan ada rata-rata 150 orang ditangkap polisi di stadion per game

Liverpool vs Manchester United

Pesaingan antara Liverpool dan Manchester United adalah persaingan yg didasarkan pada kecemburuan antar-klub. Kedua klub bisa dengan mudah sukses dalam sejarah sepakbola Inggris, dan pertandingan antara dua tim adalah salah satau pertandingan yang paling diantisipasi dalam dunia olahraga. Sementara itu perkelahian antara kedua belah pihak jarang terjadi selama atau setelah pertandingan , sikap netral menghadiri pertandingan ini. Secara tidak sadar ketegangan kita akan mendidih karena ketegangan antara kedua belah pihak. Aspek unik persaingan ini adalah bahwa ketegangan diperluas di seluruh dunia karena kedua klub memiliki jutaan pendukung di seluruh dunia
PSG vs Olympique Marseilles

Persaingan antara Paris St Germain dan Olympique Marseille adalah pertandingan sepak bola terbesar di Perancis. Marseille mewakili Selatan dan PSG mewakili Utara.
Tidak seperti banyak pertandingan sepakbola besar lainnya (yang telah menjadi lebih redup dalam beberapa tahun),g PSG / Olympique Marseille menyajikan pertandingan menjadi lebih intens dan konfrontatif selama tahun-tahun terakhir. Kekerasan di stadion selama pertandingan adalah hal yang biasa, dan langkah-langkah pengamanan terus diketatkan untuk memastikan bahwa perang tidak pecah selama pertandingan

Barcelona vs Real Madrid

Pertandingan antara Barcelona dan Real Madrid adalah yang paling tajam dalam dunia sepak bola. Persaingan antara kedua klub ini didasarkan pada sentimen nasionalis, dengan Barcelona yang mewakili separatis Catalans sementara Real Madrid mewakili inti budaya Spanyol.
Hampir semua orang di Spanyol sangat berminat pada pertaingan ini, Sementara kekerasan antara pendukung jarang, tidak lazim bagi antara kedua tim membuat berita utama di surat kabar nasional

AC Milan vs Inter Milan

Derby della Madonnina, atau lebih dikenal dengan derby Milan adalah pertandingan sepakbola antara dua klub besar di Italia yaitu AC Milan dan Internazionale Milano FC. Derby ini merupakan salah satu pertandingan yang paling ditunggu oleh publik sepakbola di Italia dan di dunia. Pertandingan ini disebut “Derby della Madonnina” untuk menghormati salah satu atraksi utama dari kota Milan, patung Bunda Maria di atas Duomo, yang biasanya disebut “Madonnina“
AS Roma vs Lazio

The Derby della Capitale , juga dikenal sebagai Derby il Capitolino dan Derby del Cupolone, serta Derby Roma dalam bahasa Inggris, adalah derby lokal di Roma, Italia, antara dua tim besar yaitu Lazio dan Roma. Hal ini dianggap sebagai derby paling sengit di negara maju dari derbies lokal besar lainnya, Derby della Madonnina (Milan derby) dan Derby della Mole (Turin derby). Derby telah secara historis ditandai dengan didtangi orang banyak, penuh kegembiraan, penuh kekerasan dan - baru-baru ini penuh dengan rasis spanduk di keramaian. Dalam derby baru-baru ini Desember 2009, wasit terpaksa memberhentikan permainan selama sekitar tujuh menit dari 13 menit ke paruh pertama karena kembang api yang dilemparkan ke lapangan
Persija vs Persib
Pertandingan yang sangat ditunggu oleh para pecinta sepak bola dalam negri dan juga salah satu pertandingan yang sangat fenomenal. Persija yang mewakili DKI Jakarta melawan Persib yang mewakili Kota Bandung. Perebutan angka sering kali diikuti para pemain saat kandang maupun tandang. Setiap tahun, angka komposisi pemain pada kedua kubu terus naik. Sehingga menyajikan permainan yang lebih fantastik pada tiap tahun. Perseturuan antar "The Jak Mania dan Viking" pun tak lekang terjadi pada setiap pertandingan sehingga PSSI harus menjaga antar pendukung dengan ketat atau sampai menjalani pertandingan tanpa penonton

10 seragam bola legendaris

10. Juventus
Kostum ini dipakai Juventus sebagai peringatan 100 tahun berdirinya La Vecchia Signora. Warna merah jambu (pink) dipakai karena warna itulah yang dipakai saat Juve pertama kali berdiri. Untungnya, saat memasukki abad ke-20, kostum hitam-putih mulai dipakai. Jika tidak, mungkin julukan Juventus kini menjadi Colore Rosa (pink) yang jauh lebih feminim.

9. Kroasia, 1996
Pada penampilan perdananya di turnamen besar, Kroasia langsung menggebrak dunia karena berhasil masuk hingga perempat-final Euro 1996 di Inggris. Bermaterikan beberapa pemain bekas tim juara Piala Dunia Yunior 1987, Kroasia hanya kalah dari Jerman, yang akhirnya menjadi juara, di Old Trafford. Kostum kotak-kotak merah-putih juga menjadi inovasi tersendiri dalam kejuaraan itu.

8. Ajax Amsterdam
Bagian vertikal merah di tengah dan diapit oleh putih di masing-masing sisi menjadi ciri khas tersendiri bagi raksasa Belanda ini. Mungkin hanya perubahan sponsor yang memberikan sentuhan berbeda yang tak signifikan untuk jersey yang unik tetapi sederhana ini.

Kostum kandang Ajax seperti yang dikenakan Edgar Davids sudah melegenda
7. Denmark, 1986
Kostum ini mendatangkan cukup banyak kontroversi, serupa seperti kemunculan tim Skandinavia ini. FIFA sempat ikut campur dalam masalah ini, karena bukan hanya baju yang separuh merah dan putih, tetapi juga celana. Akhirnya, celana pun berubah menjadi putih, tetapi prestasi Denmark di Piala Dunia Meksiko 1986 tetap luar biasa dengan mencatat nilai sempurna di babak grup termasuk dari tim kuat Jerman Barat, tetapi akhirnya dibantai Spanyol di 16 besar.

6. Real Madrid, 1960-an
Kejayaan Real Madrid pada era 1960-an di atas lapangan hijau, bukan hanya memberikan inspirasi dari permainan mereka di lapangan, tetapi juga dari kostum tim yang digunakan. Warna putih polos dan tak dirusak oleh motif ataupun logo dicontoh oleh banyak tim, termasuk Leeds United dan kini LA Galaxy.

5. Jorge Campos, 1990-an
Kiper Meksiko ini menjadi satu-satunya peserta individu yang masuk dalam daftar ini. Kiper eksentrik ini dikenal dengan kepiawaiannya di bawah mistar, dan lebih karena kostumnya yang unik. Campos dikenal sering merancang sendiri kostum yang dipakai. Meskipun terkadang aneh dan tak masuk akal sehat, tetapi keberaniannya untuk tampil beda patut diacungi jempol.

Inilah salah satu kostum kebanggaan Jorge Campos yang cenderung bercorak warna-warni
4. Glasgow Celtic, 1967
Selain sukses meraih gelar Liga Champions, Glasgow Celtic juga berhasil mencuri perhatian karena jersey yang digunakan. Celtic pernah menggunakan kostum tanpa nomor punggung! Nomor hanya terdapat di celana, hingga akhirnya UEFA meminta Celtic untuk memasang nomor di punggung mereka.

Garis hijau putih polos yang membawa Celtic juara Liga Champions ini tanpa dilengkapi nomor punggung
3. Belanda (Johan Cruyff), 1974
Masalah sponsor, serupa seperti yang terjadi terhadap pebasket Michael Jordan pada Olimpiade Barcelona 1992, ternyata juga terjadi di dunia sepakbola. Johan Cruyff menolak memakai tiga garis yang menghiasi kostum tim Oranye pada Piala Dunia 1974 karena ia memiliki kontrak pribadi dengan Puma. Sebagai solusi, akhirnya hanya ada dua garis pada kostum Cruyff. Selain itu, Cruyff juga ngotot mengenakan nomor punggung 14, meskipun saat itu Belanda mengatur nomor punggung berdasarkan abjad pemain.

Tampak jelas hanya terdapat dua garis hitam membujur di atas pundak dan lengan Cruyff serta nomor 14 pada celananya
2. Prancis, 1984 dan 1998
Kostum Les Bleus pada Piala Eropa 1984 punya makna tersendiri bagi rakyat Prancis. Saat itu, Michel Platini berhasil membawa Prancis juara Euro 1984. Saat menggelar Piala Dunia 1998, Prancis memutuskan mengenakan kostum serupa seperti yang digunakan Platini pada 1984 dengan harapan Zinedine Zidane dkk. berhasil menjadi juara. Harapan itu terkabul, dan Zidane mengikuti jejak Platini mengangkat piala bergengsi bagi Prancis dengan kostum serupa.

Seragam yang dipakai Zidane saat juara Piala Dunia 1998 ini mirip dengan yang digunakan Michel Platini
1. Indonesia, 1956
Salah satu prestasi terbaik timnas Indonesia antara lain adalah lolos ke Olimpiade Melbourne 1956, dan bahkan sempat menahan imbang tanpa gol Uni Soviet, sebelum akhirnya Uni Soviet berhasil menggilas Indonesia pada partai ulangan dan kemudian berhasil meraih medali emas. Kostum hijau putih konon menjadi salah satu kostum yang digunakan tim Merah Putih saat itu dan kemudian sempat dipakai hingga 1981. Setelah hilang lebih dari dua dasawarsa, unsur hijau kembali hadir untuk kostum Piala Asia 2007. Kostum untuk Piala Asia 2007 itu mendapat sambutan hangat karena pemasaran yang cukup gencar dan dijual bebas, tetapi sayang kemiripan warna itu tidak mencapai keberhasilan yang sama seperti Prancis. Tim PSSI mampu tampil cukup baik pada Piala Asia 2007, tetapi kemudian harus mengakui kehebatan raksasa Asia lain dan setelah itu Garuda kembali meredup.

Kiper indonesia yang pernah menepis tendangan penalty pele

Ronny Pasla kiper Indonesia (PSSI) legendaris kelahiran Medan, 15 April 1947. Dia berkiprah sebagai kiper tim nasional Indonesia tahun 1966 sampai 1985. Peraih Piagam dan Medali Emas dari PSSI (1968), Atlet Terbaik Nasional (1972) dan Penjaga Gawang Terbaik Nasional (1974), itu memulai karir sepak bolanya dari Medan.
Kiper

Sebenarnya, Ronny lebih awal meminati olahraga tennis sampai sempat meraih juara pada Kejuaraan Tenis Nasional Tingkat Junior di Malang, 1967. Namun ayahnya, Felix Pasla menyarankannya ke sepakbola. Jadilah dia andalan di klub Dinamo, Medan, Bintang Utara, Medan dan PSMS Medan. Kemudian hijrah ke Persija Jakarta dan Indonesia Muda, Jakarta. Selama berkiprah di PSMS, Ronny dan rakan-rekannya meraih prestasi sebagai Juara Piala Suratin (1967) dan Juara Nasional (1967).

Kiprahnya sebagai penjaga gawang andalan Tim Nasional Indonesia (PSSI) juga meraih prestasi sebagai Juara Piala Agakhan di Bangladesh (1967), Juara Merdeka Games (1967), Peringkat III Saigon Cup (1970) dan Juara Pesta Sukan Singapura (1972).

Atas prestasinya yang gemilang sebagai kipper PSMS, Ronny berdarah Manado yang dijuluki Macan Tutul bertinggi badan 183 cm itu mendapat penghargaan sebagai Warga Utama Kota Medan (1967). Kiprahnya di sepakbola dan Timnas PSSI sebagai kiper andalan sejak 1966 hingga pensiun 1985 dalam usia 38 tahun dianugerahi Piagam dan Medali Emas dari PSSI (1968), Atlet Terbaik Nasional (1972), Penjaga Gawang Terbaik Nasional (1974).

Selama karir sebagai kiper tentu banyak pengalaman Ronny yang amat berkesan. Salah satu di antaranya, tatkala Timnas Brazil yang diperkuat pesepak bola legendaris Pele, tur ke Asia termasuk Indonesia pada 1972. Dalam laga Timnas Indonesia dan Brazil itu Ronny berhasil menahan eksekusi penalti Pele, kendati Indonesia akhirnya kalah 1-2.

Setelah pensiun dari dunia sepak bola pada usia 40 tahun di Indonesia Muda (IM), Jakarta, Ronny lebih banyak menggumuli olahraga tennis lapangan sebagai pelatih. Bahkan dia memiliki sekolah tenis lapangan bernama Velodrom Tennis School di Jakarta.

Foto Foto pemain sepakbola waktu masih kecil

Petr Cech


Cesc Fabregas


Deco


Paul Scholes


Ryan Giggs


Steven Gerrard


Frank Lampard


Michal Ballack


Fernando Torres


Wayne Rooney


Zinedine Zidane


Ronaldinho


Michael Owen


Ronaldo


Thiery Henry


Lionel Messi


Christiano Ronaldo


David Beckham


Jose Mourinho